REPRESENTASI PENGALAMAN
KESUKSESAN DAN
KEGAGALAN DALAM BELAJAR SELAMA SAYA HIDUP
MATA KULIAH BELAJAR
PEMBELAJARAN
DOSEN PENGAMPU : NUR HIDAYAH M.Pd.


O
L
E
H
RELA TUSRIYANTO
AJI
NIM: 12005281
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
2013
PENGALAMAN KESUKSESAN DAN KEGAGALAN DALAM BELAJAR SELAMA
SAYA HIDUP
Saya
adalah anak ke dua dari dua bersaudara, saya dilahirkan di pulau sumatra,
tepatnya di provinsi Bengkulu. orang tua saya berdarah jawa, dan saya lahir
pada tanggal 24 Agustus, 19 tahun yang lalu. Tumbuh dan berkembang di
lingkungan masyarakat yang memiliki kebudayaan sedikit berbeda dengan
kebudayaan orang tua bukanlah hal yang mudah untuk belajar dan mengembangkan potensi yang ada
pada diri saya, karena beberapa kebiasaan masyarakat asli sumatra dengan orang
tua saya yang sedikit berbebeda, membuat
saya sulit untuk mempelajari hal hal yang saya ingin perdalami. Seperti ketika
saya masih usia kanak kanak, saya sangat tertarik untuk pergi ke hutan untuk
berpetualang mencari sesuatu yang tidak saya dapati di lingkungan sekitar,
namun orang tua saya tidak mengizinkan untuk melakukan kegiatan tersebut, tidak
seperti teman-teman saya yang asli sumatra. Hal itu tentu saja tidak
mengurangi minat saya untuk mengenal hal-hal yang baru, dan saya dapat
melakukanya ketika ikut ke kebun bersama ayah saya.
Lebih dari satu dekade berlalu kini saya yang sudah
beranjak dari remaja menuju dewasa dan sedang menempuh pendidikan S1 PGSD di
salah satu perguruan tinggi swasta di kota Jogja, yaitu Universitas Ahmad
Dahlan. Saat ini saya sedang menempuh pendidikan di semester III, yang masih
saya anggap sebagai permulaan dalam menjalani status saya sebagai mahasiswa.
Maka dari itu saya terus berusaha untuk mencari kelemahan diri saya agar dapat
saya perbaiki dan dapat lebih baik di hari kemudian dan mencari potensi apa
yang dapat saya kembangkan dalam diri saya untuk masa depan, sehingga
pengalaman kesuksesan saya dalam belajar ini akan sangat menarik untuk
diceritakan kepada anak-anak saya nanti.
Sebelum
saya menceritakan berbagai pengalaman tentang kesuksesan saya dalam
belajar selama ini, saya sangat tertarik ketika diberi tugas oleh dosen
pengampu mata kuliah belajar pembelajaran kelas F, yaitu ibu Nur Hidayah M.Pd.
untuk menuliskan pengalaman kesuksesan belajar seumur hidup. Sebab saya merasa perlu untuk
menuliskan apa saja yang pernah saya raih selama dalam belajar, untuk melihat
kembali bagaimana dulu saya pernah berjuang dengan sekuat tenaga untuk meraih
apa yang saya cita citakan dan semoga semangat serta perjuangan yang dulu
pernah saya lakukan dapat menjadi motivasi dan semangat untuk saya kedepanya
dalam menggapai kesuksesan dalam belajar serta dapat menjadi motivasi bagi
pembaca sekalian.
Saya
merasa sangat senang ketika
apa
yang saya cita-citakan dapat tercapai baik dalam belajar ataupun
dalam urusan yang lainya, tetapi yang membedakan dari kesuksesan belajar ini
adalah, saya merasa dengan segala upaya yang saya
lakukan selama belajar sangat bereperan penting dalam membentuk diri saya, baik
kepribadian, pemikiran, sikap, serta berbagai hal yang yang dapat mengantarkan saya menjadi seperti sekarang ini.
Saya akan memulai bercerita pengalaman kegagalan dan
kesuksesan saya ketika bersekolah di taman kanak kanak. TK tempat saya
bersekolah tidak terlalu jauh dari rumah, hanya berjarak sekitar 500 meter dan
dapat ditempuh dengan berjalan kaki. TK Witri adalah tempat saya menimba ilmu
pertama kali diluar pendidikan keluarga. Saat itu dengan usia yang masih
terbilang kanak kanak, saya harus berosialisasi dengan teman teman baru yang
saya jumpai di TK. Mungkin saat ini saya merasa mudah untuk bersosialisai,
namun saat itu karena saya termasuk anak yang cukup manja, merasa sulit
besosialisai dengan teman teman baru. Hal tersebut terjadi karena sifat ke
egoisan dan persaingan sesama anak masih sangat tinggi baik dalam berebut
mainan ataupun bermain bersama. Ditambah lagi saya adalah anak yang termasuk memiliki ukuran
tubuh lebih kecil dibandingkan teman
teman saya. Sehingga apabila bermain tentu saja harus mengalah dengan teman
yang lebih besar walaupun sebenarnya terpaksa. Hal tersebut mampu saya atasi
karena guru saya saat itu dapat mengarahkan siswa untuk dapat bekerjasama, dan
membentuk kelompok bermain yang rukun dan solid. Ibu Nur Yati dan Ibu Santi,
merekalah yang telah mengajari kami semua untuk hidup rukun dan saling
menyayangi satu sama lain.
Setelah
beberapa bulan berlalu, sayapun mampu untuk melakukan aktifitas serta tugas
perkembangan saya di TK dengan baik. Seperti halnya membaca, menulis,
berhitung, mengenali nama nama hewan, warna, melukis, serta masih banyak lagi.
Kegiatan tersebut terasa mudah bagi saya karena sejak dirumah, saya sudah
diajarkan mengenai hal serupa oleh ibu saya.
Pada suatu hari, TK kami mendapatkan undangan dari
kabupaten Bengkulu Selatan untuk mengikuti perlombaan mewarnai antar seluruh
siswa TK se-kabupaten. Saya dan teman-teman sangat antusias untuk mengikuti
kejuaraan tersebut. Tibaa pada hari ” H”, kami pun berangkat menuju tempat
perlombaan, lokasinya cukup jauh. sekitar 30 km dari sekolah kami. Sesampainya
di tempat lomba, nyali saya menjadi ciut karena melihat anak-anak yang datang
dari seluruh penjuru kabupaten menjadi satu, mungkin saat itu saya jarang
melihat teman-teman yang sebanyak itu. Meskipun demikian guru saya memberi
semangat pada saya dan teman-teman. Tibalah waktu dimulainya perlombaan, saya
bergegas mengeluarkan alat mewarnai dari tas. seingat saya saat itu saya
mendapat gambar gajah dan tempat tinggalnya untuk saya warnai. Satu demi satu
objek pun saya warnai, tetapi ketika saya belum menyelesaikanya, juri telah
menghentikan aktifitas mewarnai kami. Namun kami masih saja melanjutkanya
walaupun dengan terburu-buru.
Setelah perlombaan tersebut usai, kami pun bergegas
pulang kerumah. Saat itu saya merasa pesimis untuk mendapat juara pada lomba
mewarnai yang pertamakali saya ikuti tesebut. Namun saya tetap merasa senang
karena bisa bercandaria bersama teman-teman saat perjalanan pulang.
Beberapa minggu
kemudian rasa pesimis yang pernah timbul dihati saya seusai perlombaan menjadi
kenyataan. Benar saja, saya tidak mendapat juara pada lomba itu, tetapi hal itu
tidak terlalu membuat saya kecewa karena teman-teman saya juga tidak
mendapatkan juara. Namun kekecewaan itu dapat tertutupi karena kami mendapatkan
sertifikat sebagai peserta lomba mewarnai se-Kabupaten Bengkulu Selatan.
Hari demi hari berlalu, saya pun semakin giat untuk
belajar dan mengasah kemampuan saya agar siap untuk melanjutkan ke sekolah
dasar. Dengan semangat yang menggebu-gebu, setiap hari saya penuh semangat
untuk menjalani peran saya sebagai murid TK. Dimulai dari pagi hari dengan menyiapkan jajanan agar tak tertinggal,
sarapan dan mandi, lalu berangkat bersama teman-teman. Tak lupa pula untuk
berpamitan dan mecium tangan kedua orangtua. Saat itu saya merasa sangat senang, sebab banyak sekali hal baru yang
dapat saya temui setiap harinya baik saat dijalan ketika akan bersekolah
ataupun saat di kelas. Saat pelajaran akan dimulai, bu guru membimbing saya dan
teman-teman untuk berdo’a sebelum belajar, itulah pertanda bahwa keceriaan
setiap harinya akan dimulai. Seusai sekolah saya langsung bergegas pulang bersama
teman-teman. Sesampainya dirumah, saya langsung menceritakan apa saja yang
diajarkan oleh guru saya selama di sekolah kepada ibu saya, sehingga ibu saya
dapat memberikan pengajaran tambahan yang sekiranya belum saya mengerti.
Setahun menimba ilmu di TK, ahirnya saya lulus dari
taman kanak-kanak yang memberikan banyak sekali pengalaman baru di awal sekolah
saya. Lalu saya melanjutkan sekolah di SD yang dulu bernama SDN 1 Tran Sulau
yang sekarang berganti nama menjadi SDN 79 Bengkulu Selatan yang letaknya tidak
jauh dari TK tempat saya dulu bersekolah, jaraknya hanya sekitar 10 meter saja.
Saya pun menjadi lebih semangat untuk berangkat sekolah, karena bersama saudara
dan teman teman sekitar rumah saya yang juga sekolah di SD yang sama.
Ketikan berada di kelas satu SD, saya mampu bersaing
dengan teman-teman kelas. Sebab, materi
yang diberikan tidak berbeda jauh dengan materi yang dibeikan saat saya sekolah
di TK, seperti menyebutkan angka, huruf, warna, dan lain sebagainya. Namun yang
sedikit membedakan dengan bersekolah di TK ialah, saat di SD materi yang
diberikan guru lebih mengarah kepada pendidikan dengan sedikit permainan,
sedangkan di sekolah TK materi yang diberikan masih bercampur dengan permainan
yang relatif sama pembagianya. waktu pulang sekolahpun di SD sedikit lebih
lama. Namun itu semua tidak menyurutkan semangat saya untuk terus giat belajar.
Dengan jumlah siswa yang sekitar 23 siswa, saya cukup
mampu untuk bersosialisasi dengan teman-teman sebaya, karena saya pernah
melakukan hal serupa saat masih di sekolah TK, selain itu teman-teman SD saya
sebagian besar berasal dari TK tempat saya dulu bersekolah. Sehingga saat itu
fokus saya bukan lagi untuk bersosialisi dengan teman, tetapi sudah
menyesuaikan dengan lingkungan, guru, kakak kelas dan materi pembelajaran.
Hari
demi hari saya lewati dengan penuh semangat. Ketika pada suatu saat, pihak
sekolah mengumumkan bahwasanya 1 minggu lagi akan diadakan lomba mewarnai
tingkat SD kelas 1 se-Kabupaten Bengkulu selatan. Dengan diadakanya lomba mewarnai tingkat SD
kelas 1 ini, saya teringat waktu pernah
berlomba sama seperti saat bersekolah di TK. Saya sangat berantusias untuk
mengikutinya dan berusaha untuk tidak mengulang kegagalan yang sama seperti
lomba yang pertama kali saya ikuti. Persiapan pun saya lakukan seperti berlatih
mewarnai setiap harinaya, sampai menyiapkan cat khusus yang akan saya gunakan
saat perlombaan.
Satu
minggu berlalu, tibalah pada hari
perlombaan. Saya bersama teman-teman mulai mengeluarkan imajinasi untuk memberi
warna pada objek gambar. Sekitar satu jam berlalu, saya telah selesai mewarnai.
Saya cukup puas dengan hasil mewarnai
pada lomba kali ini. Setelah seluruh peserta selesai melukis, pihak panitia
mengumumkan bahwasanya hasil penilaian akan diumumkan sekitar satu minggu lagi.
Saya merasa peluang untuk mendapatkan juara cukup terbuka. Setelah satu minggu
berlalu hasil perlombaan diumumkan, sayangnya pada kesempatan kali ini saya
gagal untuk meraih juara. Namun saya tidak merasa patah semangat tetapi justru
membuat saya bersemangat untuk terus berlatih lagi agar dapat memberikan
kemampuan terbaik saya dalam mewarnai ataupun yang lainya.
Setelah
empat bulan bersekolah tiba waktunya menghadapi ulangan yang dulu sering
disebut dengan istilah catur wulan, karena pada saat saya kelas 1 ketentuan
ulangan yang digunakan menganut sistem catur wulan, dengan ulangan umum
sebanyak tiga kali dalam satu tahun. Beberapa hari sebelum ulangan saya sangat
semangat dan giat belajar, untuk menunjukkan kepada orang tua saya bahwa saya
dapat meraih pestasi yang baik. Tiap hari saya belajar, membaca-baca kembali catatan
serta materi yang pernah diajarkan. setelah selama satu minggu ulangan. Saya
merasa yakin dengan apa yang saya kerjakan, keyakinan saya menjadi kenyataan,
saya mendapatkan nilai yang baik dan mendapatkan peringkat pertama. Itu adalah
salah satu kebahagiaan yang sulit untuk saya lupakan, karena saya baru
pertamakali mendapatkan peringkat. Namu dengan mendapatkan peringkat ini saya
tidah mau lengah apalagi bersantai-santai dalam belajar, saya pun semakin giat
belajar untuk meraih prestasi yang lebih baik lagi.
Belajar
dan bermain adalah kegiatan tersering yang saya lakukan saat masih duduk di SD.
Meski saya adalah anak yang suka bermain yang kegiatanya dilakukan diluar
rumah. seperti memancing, bermain layangan, petak umpet, kejar-kejaran dan
masih banyak lagi. Namun dengan kegiatan bermain yang cukup banyak tidak
membuat saya menjadi anak yang malas belajar. Walaupun seusai pulang sekolah
saya menghabisakan banyak waktu untuk bermain, tetapi sebelum bermain saya
terlebih dahulu mengerjakan pr dan tugas yang diberikan guru di sekolah, dan pada
malam harinya saya membaca–baca kembali materi yang saya peroleh tadi siang.
Hal seperti itu terus menerus saya lakukan hinggga saya lulus sekolah dasar.
Hasilnnya pun sangat memuaskan. Dengan
dukungan dari orang tua, saudara, teman serta keseriusan saya dalam
belajar alhamdulliah Allah SWT memberikan saya kemudahaan dalam belajar dan
mengembangkan kemampuan saya. Sehingga saya dapat meraih peringkat di setiap
caturwulan dan semester, dan tidak pernah keluar dari 3 besar.
Dengan
prestasi yang baik, saat kelas 5 saya bersama teman-teman berprestasi lainya
mendapatkan biasiswa yang diberikan oleh dinas pendidikan kabupaten Bengkulu
Selatan. Meskipun dengan jumlah yang tidak terlalu banyak, biasiswa ini
benar-benar membuat saya bangga sekaligus bahagia karena mendapat apresiasi
yang baik dari pemerintah. Selain itu, dengan diberikanya biasiswa tersebut
saya merasa harus lebih giat, terus
meningkatkan kemampuan dalam belajar serta memperbanyak membaca-baca buku ilmu
pengetahuan. saya pun tidak boleh merasa puas apalagi sombong dengan prestasi
yang saya peroleh, karena prestasi yang saya dapat belum lah seberapa dan masih
banyak prestasi yang harus dikejar dan diraih di masa mendatang.
Setiap
hari rutinitas saya selain belajar formal dan bermain, saya juga menjalani
aktifitas belajar non formal, bukan belajar mata pelajaran, tetapi belajar
tentang agama . dalam belajar agama, saya merasa senang dan antusias sebab
banyaak ilmu baru yang saya dapat. baik
itu mengaji, menulis, mengkaji ayat-ayat Al-Qur’an dan bahasan lain yang
berkaitan dengan agama.
Pada suatu ketika, langgar kami mendapat
undangan dari langgar dusun lain, agar dapat mengirimkan perwakilan untuk
mengikuti perlombaan mengaji, adzan, shlat dan lomba lainya.entah karena kebetulan atau memag mengetahui kemampuan
saya. Saya ditunjuk untuk mewakili
langgar sebagai peserta lomba mengaji(tilawah). Beberapa hari Sebelum
perlombaan saya terus dilatih untuk menguasai nada yang harus dijadikan sebagai
nada bacaan saat berlomba . tak lupa pula di rumah saya diajari oleh ibu saya
untuk belajar nada tilawah hingga benar-benar baik.
Tibalah waktu perlombaan, saya bersama teman
teman perwakilan langgar menuju tempat berlomba. Sesampainya di lokasi
perlombaaan, kami langsung disambut oleh panitia lomba dan setelah seluruh
peserta tiba, kami terlebih dahulu diberikan pengarahan. Setelah
penyampaian pengarahan selesai, tibalah
waktunya mengambil nomor urut, ternyata saat itu saya mendapatkan nomor urut
pertama. Walaupun sedikit grogi, saya tetap yakin mampu untuk mengaji dengan
kemampuan terbaik saya. Alhamdulillah, saya pun sukses memberikian penampilan
terbaik. Satu demi satu peserta tampil, hingga ahirnya selesai. Setelah semua
lomba selesai dilaksanakan, kami langsung bergegas pulang karena waktu sudah
larut malam.
Setelah
menunggu beberapa hari, hasi perlombaan diumumkan, lalu kami bergegas menuju
tempat perlombaan. Pengumuman lomba nampak meriah karena bersamaan dengan acara
yang diselenggarakan panitia. Tibalah waktu pengumuman pemenang lomba. Hasilnya
sangat memuaskan, Alhamdulillah saya meraih juara pertama dan mendapatkan
hadiah baju koko. Saya sangat bahagia meskipun dengan persiapan yang cukup
singkat, ternyata saya mapu meraih hasil yang maksimal. Saya sangat senang
ketika itu, begitupun guru mengaji, orang tua dan teman-teman lainya yang juga
mendapatkan juara. Dengan saya menjuarai lomba ini, saya sangat antusias untuk
terus memperdalam kemampuan dalam mengaji dan berusaha agar dapat mengikuti
perlombaan yang lebih besar di masa depan. Namun sampai sekarang saya belum
pernah lagi mengikuti perlombaan mengaji lagi. Sebenarnya pada saat saya
bersekolah di SMP bannyak perlombaan mengaji, tetapi saya tidak mengikutinya.
Kesuksesan yang saya raih selama di sekolah
dasar tentu tidak semudah yang saya jalani. Tetapi juga banyak mengalami
kendala yang cukup banyak namun semua itu tetap saya syukuri. Sebab dengan
adanya kegagalan-kegagalan dalam hidup saya, justru mengajarkan saya untuk
lebih menjadi pribadi yang kuat dan pantang menyerah untuk menggapai apa yang
dicita-citakan, walaupun memang tak semua usaha yang kita lakukan berujung
dengan keberhasilan, seperti yang pernah saya alami selama di sekolah dasar,
saat itu saya menjadi perwakilan sekolah untuk mengikuti kejuaraan catur
tingkat SD se kecamatan Kedurang Hilir.
Catur
adalah salah satu olah raga yang sempat saya dalami dan mampu membantu saya untuk berfikir kretaif. Selain dapat
untuk mengembangkan kreatifitas dalam bermain dengan berlatih catur saya bisa
mengasah kemampuan dalam memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Hingga pada suatu ketika, seperti yang sudah saya tulis di paragraf sebelumnya.
Saya menjadi salah satu perwakilan dari SD saya untuk mengikuti perlombaan
catur. Kalau tidak salah, ketika itu saya masih duduk di kelas 3 SD. Meskipun
demikian saya cukup mampu melawan musuh yang usianya lebih tua dari saya. Saat
hari perlomban saya bersama guru penjas menuju lokasi perlombaan yang jaraknya
cukup jauh dari rumah, sekitar 20 menit perjalanan menggunakan kendaraan
bermotor. Setibanya di lokasi, saya tidak langsung bertanding, tetapi menunggu
teman-teman dari SD lain datang, selain
itu , saya memang datang terlalu pagi, sekitar pukul 07.00 Wib.
Pukul
08.00 Wib seluruh peserta telah datang, pertandingan pun dimulai. Saat itu saya
melawan dari peserta dari SD yang cukup jauh dari tempat saya bersekolah,
permainanya cukup baik dan sedikit melakukan kesalahan, saya juga berusaha
untuk melakukan hal serupa, namun babak pertama saya dikalahkanya.
Setelah
babak pertama usai kami istirahat sejenak sambil merelaksasikan otot yang
tegang di babak pertama. Babak kedua pun segera dimulai, saya berhati-hati
dalam memaikan permainan agar tidak kalah lagi, setelah saling mengeluarkan
strategi bermain dan permainan cukup
berimbang untuk saya dan lawan. Namun saat saya akan melakukan serangan, saya
salah melangkah dengan memindahkan salah satu bidak catur yang seharusnya di
letakkan diposisi lainya. Musuh pun mengetahui kesalahan saya dan ahirnya
dengan mudah mengalahkan saya hanya dengan beberapa langkah.
Sepertinya
pada pertandingan kali ini saya kurang fokus dan kurang beruntung untuk
memenangkan pertandingan, namun itu sabagai evaluasi bagi saya untuk lebih baik
lagi dalam mengikuti perlombaan di waktu yang akan datang.
Selain
catur, olahraga yang saya gemari bahkan sampai saat ini adalah futsal, selain
karena permainan futsal ini menyehatkan saya menyukainya karena sering saya
mainkan bersama teman-teman setiap harinya.
Saat
itu pertandingan futsal yang saya ikuti berada di dekat kantor kecamatan yang juga menjadi tempat
pertandingan catur yang kedua saya lakukan. Saat itu saya dipasang
sebagai starter untuk bertanding terlebih dahulu, tetapi saya tidak bermain terlalu lama karena saya dipanggil untuk bertanding catur. Dengan berat hati saya meninggakan petandingan dan bergegas untuk bertanding catur. Saat itu skor masih 0-0.
sebagai starter untuk bertanding terlebih dahulu, tetapi saya tidak bermain terlalu lama karena saya dipanggil untuk bertanding catur. Dengan berat hati saya meninggakan petandingan dan bergegas untuk bertanding catur. Saat itu skor masih 0-0.
Pertandingan
futsal yang saya ukuti saat itu ternyata mengalami kekalahan, dan saya merasa
sedih karena tidak bisa bemain full time. Namun hal itu tidak membuat saya
kecewa karena setelah pulang dari bertanding, di desa saya juga mengadakan
pertandingan putsal untuk memperingati hari kemerdekaan indonesia. saat itu saya bermain fulltime. Saat diwaktu
awal, pertandingan berjalan cukup seimbang dengan saling serang menyerang satu
sama lain, ketika itu saat bola berada
di kaki saya, saya menendang bola dengan kencang dan tendangan tersebut mengarah
kearah pojok kiri gawang musuh dan sempat mengenai mistar gawang lalu kemudian
memantul ke tanah dan gol. Saat itu saya sangat senang karena berhasil mencetak
gol.
Pertandingan
terus berjalan jual beli seranganpun sering terjadi namun karena kerapatan
pertahanan kedua tim membuat gol sulit di ciptakan, hingga ahi babak kedua pertandingan
tetap dengan hasil 1-0 untuk kemenangan tim kami. Saat itu saya merasa sangat
puas dengan hasil tersebut. Sebab saya berhasil mencetak gol dan dapat
memberikan kemenangan untuk tim saya dan menjadi juara, karena memang peserta
lomba hanya berjumlah dua klub.
Namun
tak hanya pertandingan futsal saja yang saya ikuti, saya mengikuti pertandingan lainya seperti lomba suap
pisang, namun pada pertandingan ini saya kurang beruntung, dengan mata tertutup
peserta harus berjalan menuju teman yang sudah menunggu di depan untuk disuapi
dengan sebuah pisang. Saat itu saya bejalan dengan arah yang salah sehingga
terlambat untuk menyuapkan pisang kepada teman saya. Dan ahirnya kami pun
kalah.
Pengalaman kesuksesan saya yang lain
adalah ketika saya memasuki sekolah tingkat pertama (SMP). Saya sekolah di SMP
yang jaraknya tidak jauh dari rumah, hanya sekitar 200 meter, sehingga setiap
berangkaat sekolah saya hanya berjalan kaki bersama teman-teman. Saat itu saya masih duduk di kelas VII, saya
merasa sangat senang karena masih bisa bersekolah dengan tema-teman SD saya
dulu. Saya mampu beradaptasi dengan baik dan mampu memerima pembelajaran dengan
baik. Hanya saja saat bersekolah di SMP saya merasa lebih merasakan persaingan
peringkat dengan teman-tema satu kelas karena memang saya dulu masuk ke dalam
kelas VII A, yang rata-rata lebih pintar dibandingkan kelas lainya. Namun saya
tetap tidak mau kalah dibandingkan teman-teman yang lain.
Saat menjalani pembelajaran di SMP,
ada sedikit perbedaan yang harus saya sesuaikan yaitu mengenai tugas dan cara
mengajar guru yang berbeda dengan ketika saya
sekolah di SD. Yang membedakanya adalah ketika di SMP siswa lebih banyak mendapatkan tugas, dan tugas
yang diberikan cukup banyak serta membutuhkan refrensi buku. Tidak seperti
tugas yang diberikan di sekolah dasar. Ketika di SD tugas yang diberikan lebih mengarah kepada
pembahasan tentang latihan-latihan saat belajar saja, seperti melanjutkan tugas
selanjutnya yang terdapat di buku cetak. Cara mengajarnya juga berbeda, ketika
di SD guru menyampaikan materi dengan menjelaskan dan memberi tugas, sedangkan
di SMP guru menuntut siswa turut aktif dalam belajar seperti menyelipkan
diskusi dalam proses pembelajaran, sehingga siswa harus lebih aktif. Namun
kendala itu terus saya coba cari solusiya, dan beberapa minggu berlalu, saya
sudah mampu menyesuaikan diri. Fokus saya pun hanya belajar dan belajar.
Supaya dapat bersaing dengan
teman-teman yang lainya, saya selalu belajar dan mengerjakan pr tepat waktu.
Selain usaha saya pula selalu berdoa kepada Allah SWT agar selalu diberi
kesehatan dan kesempatan untuk terus berusaha dan dapat meraih prestasi yang
terbaik. Setelah beberapa bulan berlalu saya merasa yakin untuk meraih prestasi
yang baik, hari demi hari saya lewati dengan penuh semangat dan keyakinan
bahwa saya akan dapat meraih prestasi
terbaik. Setiap hari saya selalu datang ke sekolah dan seingat saya, saya tidak
pernah absen atau membolos dalam proses belajar, hanya ketika sakit saja saya
tidak mengikuti pembelajaran di kelas.
Enam bulan berlalu persis satu
semester saya bersekolah di SMP, ulangan semesterpun tiba. Inilah saatnya saya
menunjukan hasil usaha saya selama ini dalam belajar. Meskipun ulangan semester ini tidak seperti di SD, saya
tetap mencoba menyesuaikan diri dengan tipe soal yang berbeda karena soal
yang diberikan di SMP memacu siswa untuk
berfikir lebih kreatif dan dapat berargumen dengan baik. Satu minggu berlalu
dan ulangan semester pun selesai. Saya cukup yakin dengan hasil ulangan
semester yang pertama saya jalani di SMP ini. Ketika pengumuman juara, saya
mendapatkan peringkat ke tiga, itu merupakan awal yang cukup baik untuk saya
meskipun sedikit kecewa tidak dapat meraih peringakat pertama. Dibalik
kekecewaan saya tersebut, itu merupakan semangat untuk saya agar lebih giat
lagi dalam belajar, agar dapat meraih prestasi yang diinginkan.
Kesuksesan sekaligus kegagalan lain
yang saya peroleh saat bersekolah di SMP adalah ketika saya menginjak kelas
VIII. Saat itu saya dipilih menjadi salah satu
perwakilan SMP untuk mengikuti olimpiade sains nasional tingkat
kabupaten. Saya mewakili sekolah pada olimpiade sains tingkat kabupaten di
bidang mata pelajaran biologi. Saat ditunjuk oleh guru biologi bahwa saya
terpilih sebagai perwakilan sekolah, saya merasa sangat senang sekaligus bangga
karena telah dipercaya untuk mewakili sekolah diperlombaan yang cukup bergengsi
ini.
Agar dapat memberikan yang terbaik
untuk sekolah dan dapat menunjukkan kemampuan terbaik, saya selalu giat belajar
dan berlatih mengerjakan soal soal biologi yang pernah dipakai pada tahun
sebelumnya. Belajar yang saya lakukan ketika ditunjuk sebagai perwakilan
sekolah sampai dengan menjelang perlombaan mengalami berbagai kendala karena
materi yang saya pelajari sebagian besar
adalah materi biologi kelas IX dan itu cukup sulit untuk dipelajari. Meskipun
sulit, saya tetap mencoba untuk memahaminya walaupun tidak semua materi mampu
saya pahami.
Selain belajar dengan giat, saya pun
selalu menyempatkan untuk berdoa kepada Allah SWT agar diberikan kelancaran
baik dalam mempelajari materi maupun saat mengerjakan soal. Tak lupa pula saya meminta doa serta
dukungan kedua orang tua agar mendoakan saya sehingga dapat meraih hasil yang
terbaik dalam perlombaan tersebut. Begitu pula dengan guru dan teman-teman
sekolah, kami semua berdoa agar seluruh perwakilan olimpiade sains nasinal
tingkat kabupaten yang telah dipilih oleh sekolah mampu memberikan hasil yang
terbaik untuk meraih juara dalam lomba tersebut.
Hari demi hari berlalu, tibalah waktu
pada hari perlombaan. Seluruh perwakilan sekolah yang mengikuti lomba,
berkumpul di sekolah untuk selanjutnya menuju tempat perlombaan yang jaraknya
cukup jauh, yaitu sekitar 30 km. dengan membonceng motor guru pendamping kami
bergegas menuju tempat perlombaan. Setelah tiba di lokasi perlombaan, ternyata
ada upacara pembukaan lomba tersebut, dan seluruh peserta lomba mengikutinya
dengan hikmat. Setelah itu dimulailah perlombaan tersebut. Dengan bekal materi
yang saya kuasai, saya merasa cukup kesulitan dalam mengerjakan soal perlombaan
tersebut, karena memang sebagian besar
mengambil materi kelas IX dan jumlahnya yang cukup banyak, sehingga saya
mengerjakan soal tersebut semampunya. Meskipun dalam hati merasa kurang
puas namun saya merasa optmis mampu
mendapat yan terbaik.
Selanjutnya
adalah salah satu kesuksesan yang pernah saya raih ketika sekolah SMA, yaitu
saat saya mengikuti pawai memperingati hari kemedekaan indonesia, saat itu saya
bergabung dengan rombongan pawai pejuang. Rombongan kami ini dipersiapkan sudah
sejak lama yaitu kurang lebih sekitar 2 bulan. Meskipun bukan bergabung dengan
rombongan pilihan yang menjadi andalan sekolah rombongan kami sangat
mengutamakan semangat dan kebersamaan sehingga apabila ada salah seorang yang
dianggap tidak memiliki kriteria yang telah ditetapkan maka akan dikeluarkan.
Persiapan
yang cukup lama memang tidak dengan mudah kami lalui. Selama 2 bulan kami
berlatih dalam seminggu tidak kurang dari 3 kali dan mendapat banyak halangan
yang merintangi semangat kami untuk terus melatih kemampuan dan kekompakan
dalam baris berbaris. Rintangan tersebut mulai dari panas, hujan, rasa malas,
sakit, bosan, lelah karena seharian bersekolah dan ada anggota yang tidak bisa
menjaga kekompakan serta masih banyak lagi. Meskipun mendapatkan berbagai
rintangan dalam berlatih, saya tidak patah semangat, justru lebih giat lagi
untuk berlatih agar dapat menampilkan perfornma terbaik dan dapat meraih hasil
yang terbaik pula.
Hari
demi hari berlalu kelompok baris-berbaris yang saya ikuti semakin baik dan
telah menemukan kekompakan. Menjelang
hari perlombaan, mulailah dipersiapkan atribut serta fisik agar dapat tampil dengan baik dan
kompak sehingga dapat menarik perhatian penonton serta juri. Saat itu kelompok
saya menggunakan atribut yang unik jika dibandingkan dengan kelompok lainya,
yaitu menggunakan sandal swallow dengan tali hijau, baju putih yang disobek
sobek dan diberi cat merah dan menggunakan helm seperti helm tempur serta
menggunakan tongkat bambu sebagai lambang pejuang masa kemerdekaan. Selain
persiapan atribut dan fisik kami juga mempersiapkan strategi dalam perlombaan,
karena juri yang menilai perlombaan tidak nampak secara langsung, tetapi secara
tersembunyi dengan berdiam di satu tempat yang dirahasiakan. Maka dari itu
seiap kelompok tidak bisa sembarangan dalam mengikuti perlombaan karena tidak
tahu apakah ada juri atau tidak saat berjalan di rute yang dilalui.
Tibalah
di hari perlombaan, saya dan teman teman bergegas menuju alun-alun tempat
seluruh peserta lomba berkumpul, baik itu dari peserta SD, SMP, maupun SMA
sehingga alun-alun menjadi sesak oleh para peserta dan penonton yang datang
dari berbagai penjuru daerah. Perlombaan segera dimulai, jalan mulai ramai
dipenuhi dengan kelompok barisan yang diawali oleh anak-anak SD, SMP, dan SMA
yang menampilkan gaya bebaris dan berpakaian yang sesuai dengan tema kelompok
masing-masing. Setelah beberapa lama
menunggu, tibalah giliran kelompok kami untuk berjalan menuju rute perlombaan,
suara teriakan dan tepuk tangan penonton pun terdengar meriah ketika kami
berjalan keluar alun-alun karena pakaian kami yang cukup unik. Dengan menenteng
sebatang bambu setiap anggota berjalan dengan penuh semangat untuk melewati
rute perjalanan yang melelahkan karena jarak yang ditempuh cukup jauh, yaitu
sekitar 8 km.
Saya
terus bejalan dengan semangat dan sebisa mungkin menahan rasa lelah yang terasa
dan menjaga kekompakan gerakan serta teriakan yel-yel yang menemani selama
dalam perjalanan, begitupun dengan teman-teman yang lain. Kami saling
mengingatkan apabila ada salah satu anggota kelompok nampak tidak kompak atau
tidak meneriakkan yel-yel. Jam demi jam berlalu badan ini semakin lelaah dan
suara yang keluar dari mulut ini semakin pelan serta semangat ini sedikit
tergoyahkan, meskipun begitu kebersamaan yang membuat kami yakin bisa
menyelesaikan perlombaan dengan baik. Tak terasa perlombaan yang dimulai dengan
sinar matahari yang terik perlahan semakin redup dan udara menjadi semakin
sejuk, saya menjadi semakin termotivasi dan semangat yang mulai tergoyahkan
kembali bangkit. Dan mungkin telah menjadi berkah bagi para peserta lomba,
ketika sudah menempuh 3./4 rute perjalanan hujan turun dengan cukup deras dan
membuat tubuh ini menjadi kembali dingin dan nyaman. Ahirnaya kami berhasil
menyelesaikan lomba dengan anggota yang tetap penuh dan tak ada satupun yang
berhenti di tengah jalan.
Setelah
perlombaan selesai guru kami memberikan minum serta buah semangka untuk kami
nikmati, setelah beristirahat cukup lama saya bersama dua teman saya memutuskan
untuk pulang ke kos. Kami pun segera pulanag ke kos dengan berjalan kaki, dan
sebenarnya jarak alun-alunlelah. dengan kos cukup jauh, yaitu sekitar 3 km.
namun karena rasa lega dalam hati karena telah menyelesaikan lomba yang
prosesnya sangat panjang ini justru kami sangat menikmati perjalanan pulang ke
kos walaupun badan terasa sangat lelah.
Hari
perombaan telah berlalu namun saya masih merasakan kelelahan serta semangat
yang masih tersisa. Sesekali saya bertanya pada teman-teman tentang hasil lomba
gerak jalan, namun pengumumanya masih sekitar satu minggu lagi. Rasa ingin tahu
saya pun semakin besar, hari demi hari berlalu, tibalah satu minggu setelah
perlombaan, dan hasilnya segera di umumkan. Alhamdulillah secara umum sekolah
kami menduduki peringkat ke 3, meskipun tidak meraih hasil yang terbaik, kami
sudah merasa cukup puas karena berhasil menyisihkan belasan peserta dari SMA
lain.
Selain
keberhasilan yang saya raih selama bersekolah di SMA, saya juga pernah bahkan
sering mengalami kegagalan, seperti saat saya mengikuti ekstrakulikuler futsal.
Bermain bola memang kegemaran saya sejak kecil, bahkan ketika masih bersekolah
SD saya hampir setiap hari bermain bola. Meskipun hanya dengan bola plastik dan
lapangan yang tidak rata, hal itu tidak membuat saya tidak bersemangat untuk
bermain. Kembali pada ekstra futsal yang saya ikuti di SMA, Saat itu saya rajin
untuk mengikuti kegiatan ekstra futsal yang dilaksanakan setiap dua kali
seminggu ini. Untuk menunjang latihan futsal yang saya ikuti, saya membeli
sepatu futsal yang saat itu saya beli dengan harga Rp.125.000 dan kualitasnya
pun sudah cukup baik untuk saya pakai latihan, karena saya masih pemula.
Setiap
hari senin dan kamis setelah pulang sekolah, saya bersama teman-teman berlatih
dan mengasah tehnik dalam memainkan bola. Saat itu saya terobsesi untuk menjadi
pemain futsal yang dapat mengikuti turnamen antar SMA yang biasanya
dilaksanakan oleh sekolah-sekolah yang berulang tahun. Namun hal itu tidak
mudah untuk saya raih, karena ekstra
futsal sangat diminati oleh siwa di SMA. Hal itu tampak ketikan latihan setiap
minggunya, rata-rata sekitar 25 siswa yang mengikuti latihan. Tetapi faktor
tersebut tidak menghalangi saya untuk terus mengasah kemampuan saya agar dapat
masuk dalam skuad utama futsal SMA yang bertanding di kejuaraan antar SMA.
Setiap
berlatih seluruh anggota ekstra futsal menunjukkan kemampuan terbaiknya, tak
terkecuali dengan saya. Dengan semangat yang tinggi saya selalu berusaha
menunjukkan kemampuan terbaik saya. Pada suatu saat, diadakan seleksi pemain
futsal dengan cara pemain dibagi menjadi
beberapa kelompok futsal sesuai dengan kemampuanya dalam bermain bola, dan saya
saat itu masuk dalam kelompok yang biasa-biasa saja. Pembagian waktu bermain
cukup cepat, sehingga masing-masing dari anggota ekstra diganti karena jumlah
peserta yang mengikuti seleksi cukup banyak. Tibalah giliran saya untuk
bermain, saya langsung mencoba untuk bermain dengan bagus yaitu dengan berusaha
mencetak gol, namun karena permanian yang cukup baik dari lawan, hinggga waktu selesai
saya tidak berhasil mencetak satu gol pun. Tapi itu tidak membuat saya kecewa
karena saya telah menunjukkan kemampuan terbaik saya.
Setelah
seleksi selesai, anggota ekstra pun segera pulang. Pengumumanya akan dilakukan
beberapa hari kedepan. Saya sangat berharap biasa dipanggil untuk masuk kedalam
tim utama. Hari pengumuman pun tiba, namun saya tidak terdaftar sebagi pemain
yang berhak membela sekolah diajang turnamen
SMA lain. Meskipun sedikit kecewa, saya tetap positive thinking, saya
anggap itu adalah sebuah semangat untuk saya agar lebih giat dalam bermai bola
dan selagi saya masih bisa bermain saya akan terus berusaha. Bermain bola
adalah hobi saya yang akan trus saya geluti meskipun tidak dapat mendapatkan
prestasi, karena dapat membuat saya lebih sehat .
Keberhasi
yang selanjutnya saya raih adalah lulus dari SMA. Ini merupakan salah satu
keberhasilan terpenting dalam hidup saya, karena kelulusan SMA ini
merupakan langkah awal kemandirian diri menuju perjuangan yang sebenarnya
dalam kehidupan. Lika-liku perjuangan selama bersekolah saat SMA sangat
ditentukan dengan hasil kelulusan ini. Meskipun dalam aktifitas belajar
sehari-hari mendapatkan kesuksesan, tetapi apa bila saat ujian nasional
mengalami kegagalan, maka perjuangan selama tiga tahun akan terasa sia-sia,
sebab harus menunggu satu tahun lalgi untuk dapat mengikutinya. Maka dari
itulah saya sangat berharap dan bercita-cita untuk mendapatkan hasil yang
terbaik dari ujian nasional ini.
Perjuangan
untuk mendapatkan kelulusan SMA ini berawal dari kegiatan belajar tambahan atau
lebih sering disebut les yang diselenggarakan sekolah dan wajib diikuti seluruh
siswa kelas XII. Dengan adanya kegiatan belajar tambahan ini waktu yang
dihabiskan di sekolah menjadi semakin lama dan bisa dibilang dari pagi hingga
sore sekolah adalah rumah kedua bagi siswa kelas XII. Meskipun begitu sebagian
besar siswa tetap antusias dan bersemangat menjalaninya.
Kegiatan
sehari-hari saat belajar tambahan adalah membahas soal-soal yang pernah
dimasukkan dalam ujian nasional
pada
tahun-tahun sebelumnya, yaitu soal dari satu tahun hingga 15 tahun yang lalu.
Meskipun tenaga dan fikiran sudah terkuras saat belajar formal, tetapi semangat
untuk lulus ini membuat rasa lelah dan penat menjadi sedikit terabaikan. Hari
demi hari berlalu rasa bosanpun sesekali datang menghampiri dan hal yang paling
menyenangkan saat menghadapi masalah seperti itu adalah ketika ada guru yang
tidak masuk, sehingga waktu luang yang ada dapat digunakan untuk bersenda gurau dengan teman-teman. Hingga saat ini kenagan saat les itupun masih manis
teringat dengan keakraban yang didapat.
Kegiatan les yang cukup
menguras fisik dan fikiran ini kami
jalani sekitar kuranglebih 5 bulan.
Tak terasa waktu ujian nasioonal semakin dekat,
sekolahpun segera mengadakan tryout yang pertama. Saya pun bersemangat dan
berusaha mengeluarkan kemampuan terbaik agar dapat meraih nilai yang baik. Pada
tryout yang pertama ini saya merasa soal yang diberikan tidak terlalu sulit dan
tidak terlalu mudah, namun saya teatap merasa optimis untuk mendapatkan hasil
yang baik. Hasilnya ternyata melenceng dari harapan, nilai yang diperoleh masih
kurang untuk memenuhi nilai standar kelulusan. Meskipun demikan saya tidak
menyerah, dan setelah beberapa minggu diadakan tryout pertama diadakanlah
tryout yang kedua, saya tidak mau kegagalan di tryout yang pertama terulang
pada tryout kedua. Saya pun semakin berusaha untuk mendapatkan nilai yang baik.
Tak diduga soal pada tryout kedua ini cukup sulit dan membuat saya sedikit ragu
untuk meraih kesuksesan pada ujian selanjutnya.hal yang saya khawatirkan
ahirnya terjadi, nilai tryout kedua masih belum bisa meraih standar nilai
kelulusan.
Karena kegagalan pada dua tryout yang saya jalani saya
semakin berusaha belajar dengan lebih baik lagi dan berdoa lebih sering agar
hasil ujian nasional diperoleh dengan hasil yang maksimal.tak terasa waktu
ujian pun tiba, dengan tipe soal berbeda-beda saya mencoba merasa percaya diri
dengan kemampuan yang saya miliki. Enam hari berlalu ujian nasionalpun selesai dilaksanakan. Alhamdulillah berkat
dukungan dan doa dari keluarga dan usaha yang maksimal, soal yang saya jawab
dapat terselesaikan dengan baik. Ahirnya saya dapat lulus SMA dengan nilai yang
baik.
Selanjutnya adalah pengalaman yang mengingatkan saya
harus bekerja keras dalam menjalani hidup ini, yaitu ketika setelah kelulusan
SMA. Saat lulus SMA hampir sebagian bersar para siswa akan melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu masuk perguruan tinggi. Sayapun
segera berusaha untuk dapat memasuki perguruan tinggi yang saya minati dengan
mengikuti bimbingan intensif selama 1 bulan di kota Bengkulu yang jaraknya 3
jam perjalanan dari rumah, sehingga saya menginap di rumah saudara yang
terletak di kota Bengkulu. Setelah melakukan bimbingan selama kurang lebih satu
bulan, saya pun pulang ke rumah dan segera bersiap-siap pergi ke Jogja untuk
mengikuti seleksi SNMPTN.
Waktu itu saya mengikuti tesnya di UIN Sunan
Kali Jaga. Saat tes tersebut saya memilih tes IPC (ilmu pengetahuan campuran)
dan saya mengambil jurusan kedokteran di UNS, informatika di UNY, dan PGSD di
UNY. Setelah selama dau hari tes, saya hanya tingggal menunggu waktu pengumuman
sekitar tiga minggu. Saat hari pengumuman tiba saya segera membeli koran yang
memberitakan hasil seleksi SNMPTN. Namun saya tidak menjumpai nama saya
tercantum dalam daftar calon mahasiswa yagn diterima. Setelah mengetahuiaya
tidak diterima dalam seleksi SNMPTN saya langsung bergegas mendaftarkan diri ke
berbagai perguruan tinggi swasta yang ada di Jogja.
Saya
telah banyak keluar masuk perguruan tinggi untuk mendaftarkan diri, diantaranya
di UNY, UAD, UST Dan UPY. Saat itu jurusan yang saya kejar adalah kedokteran
dan PGSD namun karena peluang serta biaya di kedokteran semakin sulit, saya
memfokuskan diri untuk masuk jurusan PGSD. Dari tiga universitas yang saya
ikuti saya diterima di dua universitas, yaitu UST dan UAD. Namun saya lebih
memilih UAD karena saudara saya banyak yang kuliah di sana serta UAD memiliki
nama yang sudah sangat dikenal di seluruh indonesia karena prestasinya. Setelah
memenuhi berbagai persyaratan administrasi dan mengikuti ospek saya resmi
diterima sebagai maahasiswa UAD angkatan 2012.
Selanjutnya
kesuksesan yang saya raih adalah selama saya menjalani perkuliahan ini.
Meskipun meraih kesuksesan yang masih sangat sedikit namun cukup membuat saya
bahagia. Kesuksesan tersebut adalah saya berhasil mendapat ip yang baik yaitu
pada semester I 3,7 dan semester II 3,4 serta berhasil mendapatkan beasiswa.
Saya tidak mau berpuas hati dengan kesuksesan tersebut karena masih banyak
kesuksesan yang harus saya raih. Namun kesuksesan yang paling saya inginkan
adalah saya mampu menjadi guru yang dapat menjalankan tugasnya sebaik mungkin,
sehingga dapat mencetak generasi masa depan yang unggul.
Kesimpulan
dari berbagai pengalaman diatas adalah mengajarkan saya untuk terus berusaha
meraih impian serta cita-cita saya, meskipun banyak rintangan bahkan kegagalan
yang saya alami. Semakin menuju pada usia dewasa, saya merasa bahwa rintangan
dan kegagalan yang saya alami merupakan suatu keistimewaan dalam hidup, karena
dengan adanya rintangan dan kegagalan yang saya alami, justru menambah semangat
untuk terus berusaha dan berdoa kepada Allah SWT.
Judul: pengalaman kegagalan dan keberhasilan selama hidup
Rating:
Ditulis Oleh
Rating:
Ditulis Oleh
detail.. Bagus :)
ReplyDeletekeren, bisa menjadi inspirasi..
ReplyDelete